Afi Faradisa Blog

Recent Post

Popular Post

Fashion

Beauty

Breaking News

Travel

Written By afi nihaya on Wednesday, January 4, 2017 | 7:05 PM


"Mbak, lihat gambaranku. Bagus gak?", adik sepupuku yang berusia 5 tahun antusias menunjukkan gambar yang baru dibuatnya.
"Wah, gambaranmu keren, Dik. Bagus banget."
Padahal aslinya? Ancur! Sungguh karya seni yang tidak ada bagusnya sama sekali ðŸ˜‚
Lalu, kenapa saya mengatakan bahwa gambaran adik saya itu bagus? Karena saya memahami emosi terselubungnya, yakni INGIN PUJIAN.
Dia tidak butuh penilaian jujur tetapi apresiasi, meskipun dia bertanya "bagaimana gambaranku" dan bukan berkata "aku minta pujianmu".
.
Kawan, selama 2 tahun terakhir ini, saya menyadari bahwa dengan pintar-pintar memahami emosi terselubung di balik tindakan orang, itu akan meminimalisir banyak gesekan yang tidak penting antar teman, dengan orangtua, dengan guru, dengan kerabat, dengan siapapun.
Milikilah kesabaran untuk selalu melihat lebih dalam.
Sebelum menghakimi, pahamilah mengapa.
Before you judge, understand why.
.
Mungkin, kita tidak akan paham begitu saja emosi terselubung orang lain dengan bertanya, "Sebenarnya apa maumu?"
Kita hanya butuh kesadaran bahwa pada akhirnya, suatu hubungan selalu jauh lebih berharga daripada apa yang pernah kita pertengkarkan di dalamnya.
Hubungan antara anak dan orangtua lebih berharga daripada "mengapa kau tidak mau menghabiskan makananmu di meja".
Hubungan antara guru dan siswa lebih berharga daripada "kamu itu kok jelek sekali matematikanya".
.
Bukankah sebenarnya memahami itu sederhana? Tapi banyak yang tidak mau berusaha karena selalu menggenggam erat keyakinan "aku berhak mendebatnya karena aku pasti lebih benar dari dia".
.
Banyak hubungan terselamatkan karena memahami hal yang saya sebut emosi terselubung ini.
Sebab,
Kebenarannya adalah, semakin dalam dirimu mengenal seseorang, semakin jelas pula kau lihat segala kekurangannya. Kau mungkin berpikir kau menyayangi seseorang sampai kau lihat bagaimana perilaku orang itu saat lapar, kehabisan uang, atau marah. Inilah kenapa pernikahan gagal, persahabatan tidak berlangsung lama, atau anak-anak ditelantarkan.
Dengan memahami emosi terselubung, maka kau juga akan paham bahwa wanita kadang hanya ingin didengarkan tanpa perlu ditanggapi dan dibantah, atau pria hanya ingin tetap dihormati tanpa peduli seberapa sedikit yang mereka miliki.
.
Dan sampai di sini, kita hanya perlu untuk memahami bahwa semua orang hanya sedang menumpahkan isi "tekonya" saja.
Teko berisi kopi tidak akan mengeluarkan teh.
Hati berisi mutiara tidak akan mengeluarkan kotoran.
Perilaku orang hanya mencerminkan diri mereka, sedangkan caramu menanggapi itu semua mencerminkan dirimu yang sesungguhnya.
Selalu pahami pula bahwa pada hakikatnya semua orang hanya bereaksi terhadap 'peta' di kepalanya yang terkadang jauh dari realita.
Memahami bahwa selain merenggangkan hubungan dan menghabiskan tenaga, perdebatan tidak menghasilkan apa-apa kecuali hanya memperkuat keyakinan lamanya.
.
Kita tidak harus berpikiran sama. Tapi marilah kita sama-sama berpikir.
.
.
*)Dari Afi
_/|\_




0 comments:

Post a Comment

Afi Nihaya Faradisa Blog© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Published By Kaizen Template